Sabtu, 02 Juni 2012

Kisah Hikmah3


Kisah Seorang Ibu Bermata Satu

Ketika anaknya pertama kali masuk SD, dengan penuh rasa bahagia ibu itu mengantarkannya sampai ke pintu gerbang.  Namun si anak marah-marah dan menyuruh ibunya segera pulang  karena ia malu mempunyai ibu yang bermata satu.
Meskipun sedih ibu itupun meninggalkan anaknya dan terus mengamati anaknya yang begitu ceria dari kejauhan.
Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun datang silih berganti.  Si anakpun tumbuh dewasa, namun seiring dengan kedewasaannya dia merasa semakin malu mempunyai ibu yang seperti itu, sehingga ia lebih sering menghardik ibunya.
Apalagi jika ada teman-temannya datang ke rumah, anak itu pasti segera menyuruh ibunya masuk supaya teman-temannya tidak tahu keadaann ibunya.
Si anak semakin dewasa, ketika sudah mendapatkan gadis pilihan hatinya iapun menikah.
Betapa bahagianya hati Sang Ibu.  Ia tak peduli meskipun perlakuan anak terhadap dirinya tak pernah berubah.
Ketika sudah berumah tangga anak ini tidak pernah sekalipun menjenguk ibunya.  Berkali-kali istrinya mengingatkan, namun ‘sibuk’ itulah yang selalu menjadi alasannya.
Hingga suatu ketika datang kabar bahwa ibunya sakit keras.  Orang-orang mengatakan pada anak itu bahwa ibunya sangat mengharap kedatangannya
Meskipun istrinya memaksa berkali-kali namun tidak sedikitpun juga ada keinginan dalam hatinya untuk menengok ibunya.
Akhirnya datang kabar bahwa ibunya sakit keras.  Orang-orang mengatakan pada anak itu bahwa ibunya sangat mengharap kedatangannya.
Meskipun istrinya memaksa berkali-kali namun tidak juga ia datang menengok ibunya.
Hingga akhirnya datang kabar bahwa ibunya telah meninggal dunia...
Dengan paksaan orang-orang akhirnya anak inipun menjenguk ibunya untuk terakhir kalinya.
Menjelang pemakaman tiba-tiba seorang kerabat mendatangi anak ini sambil menyodorkan sebuah  kertas lusuh yang ternyata adalah surat terakhir dari ibunya.
Dibukanya kertas yang di dalamnya tersusun huruf-huruf yang tertata indah..

Buat anakku tercinta..,
Ibu bahagia sekali melihat engkau tumbuh dan bersekolah dengan baik, dan akhirnya dapat mencapai apa yang kamu cita-citakan.
Ibu benar-benar bersyukur atas semua kebahagiaan yang kamu peroleh karena sebenarnya saat kecil kamu terlahir dengan mata cuma satu,betapa pedihnya hati Ibu saai itu.  Akhirnya ibu merelakan satu mata ibu untuk diberikan kepadamu...

Anak ini tidak mampu melanjutkan membaca surat itu. Segera ia memeluk dan langsung meraung-raung menangisi jasad ibunya... Seribu penyesalan begitu bergejolak dalam hatinya, namun semua itu ternyata sia-sia belaka..

Pesan dari cerita ini adalah:
Marilah kita berikan kasih sayang  pada orang sekitar kita, terutama orang tua kita.
Jangan terlambat memberikan kasih sayang karena itu akan membawa penyesalan dalam hidup kita..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar